Rokok adalah produk tembakau yang dibakar dan
dihisap atau dihirup asapnya, baik rokok kretek, rokok putih, rokok cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya yang asapnya mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan
( PP RI No. 109, 2012) .
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya, baik dengan menggunakan rokok ataupun menggunakan pipa
(Anggraeni, 2011). Jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari dikalikan dengan
lama merokok dalam tahun dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Ringan
: 0-200
b. Sedang
: 201-600
c. Berat
:> 600
Sementara itu seseorang dikatakan bukan perokok
yaitu apabila tidak pernah sekali merokok satu batang ( Syamsuddin, 2015).
Panas dan akumulasi produk-produk hasil pembakaran
rokok merupakan iritan lokal yang dapat mempengaruhi responsi inflamasi gingival terhadap plak, rusaknya
jaringan pendukung gigi, dan penyembuhan luka pasca perawatan.
Perubahan-perubahan dalam rongga mulut seorang perokok dapat berupa :
a.
Endapan kecoklatan tar dan pewarnaan struktur gigi.
b.
Pewarnaan keabu-abuan yang menyebar (difusi) dan
leukoplak di Gingiva.
c.
Smoker’s
palate yang ditandai dengan penonjolan kelenjar mukosa disertai
inflamasi disekitar muara dan eritema yang difus atau gambaran permukaan
palatum seperti krikil (Megananda Hiranya Putri, 2011).
Secara
umum dikenal tiga aspek dari merokok, yaitu :
a.
Ketagihan secara fisik atau kimia, yaitu
ketagihan terhadap nikotin.
b.
Automatic habit, berupa kebiasaan dalam merokok,
ritual habit seperti membuka bungkus rokok, menyalakannya, menghisapnya
dalam-dalam, merokok sehabis makan, merokok sambil minum kopi dan lain-lain.
c.
Ketergantungan secara psikologis atau
emosional yaitu kebiasaan menggunakan rokok dalam mengatasi masalah yang
bersifat negatif, seperti rasa gelisah, kalut atau frustasi.
2.
Zat
Berbahaya dalam komponen rokok
Caldwell (2009)
berpendapat bahwa asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia. Secara umum
komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Komponen gas
Komponen gas adalah
bagian yang dapat melewati filter yang terdapat didalam asap rokok antara lain:
lutidin, rubidin, formalin, asam karbolik, metalimin, akreolin, colidin,
viridin, arsen, asam formik, nikotin, hidrogen sulfida, pirel, furfurol,
benzopiren, metil alkohol, asam hidrosianik, korodin, amonia, metana,
karbonmonoksida, dan piridin. Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau
yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun
mengakibatkan kematian. Asam karbolik dan asam hidrosianik, keduanya merupakan
racun yang berbahaya. Asam hidrosianik sangat populer digunakan para penulis
cerita detektif. Racun tersebut mampu membunuh dalam hitungan menit.
sumber gambar
sumber gambar
Metil alkohol menimbulkan
kebutaan, sementara karbon monoksida mengikat oksigen didalam darah, sehingga
darah tidak bisa menyuplai oksigen keseluruh jaringan tubuh.
Formalin sering
digunakan untuk membalsem mayat. Sementara arsenik adalah sejenis racun yang
digunakan untuk membunuh tikus. Kandungan arsenik didalam tembakau ternyata 50
kali lebih besar dari jumlah yang diizinkan secara legal.
2.
Komponen padat
Komponen padat adalah
bagian yang tertinggal pada filter berupa nikotin dan tar. Nikotin merupakan
bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Perokok yang
kecanduan nikotin tidak dapat beradaptasi dengan semakin meningkatnya konsumsi
perokok. Tar adalah kumpulan beribu-ribu bahan kimia yang terdapat dalam rokok.
Tar bersifat karsinogen penyebab kanker.
3.
Klasifikasi
Perokok
Membagi perokok atas tiga kategori yaitu :
a.
Perokok adalah seorang yang belum pernah
mencoba merokok sama sekali.
b.
Eksperimen adalah seseorang yang telah
mencoba merokok tetapi tidak menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.
c.
Perokok tetap atau perokok reguler
adalah seseorang yang teratur merokok baik dalam hitungan mingguan atau dengan intensitas
yang lebih tinggi.
Berdasarkan kemampuannya menghisap rokok dalam
sehari, perokok dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu :
a.
Perokok ringan yaitu perokok yang
mengonsumsi rokok kurang dari 10 batang per hari.
b.
Perokok sedang yaitu perokok yang mengonsumsi
10-20 batang rokok per-hari.
c.
Perokok berat yaitu perokok yang
mengonsumsi lebih dari 20 batang rokok perhari (Alamsyah, 2016).
4.
Mekanisme
merokok
Asap yang dihembuskan
pada saat merokok dibedakan atas : asap utama (main stream smoke) dan asap samping
(side stream smoke). Asap utama merupakan bagian asap tembakau yang dihirup
langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang
disebar ke udara bebas dan dapat dihirup oleh orang lain yang berada diruang
yang sama yang dikenal perokok pasif
(Denny
Ermawati, 2015).
1.
Jenis-jenis
Rokok
Ada dua jenis produk rokok di Indonesia yaitu rokok
putih dan rokok kretek rokok kretek, yaitu :
1)
rokok kretek, yakni rokok yang memiliki
ciri khas adanya campuran cengkeh pada tembakau rajangan yang menghasilkan
bunyi kretek-kretek ketika dihisap (Anonymous, 2001), berdasarkan cara
pembuatannya rokok kretek dapat dibedakan menjadi sigaret kretek tangan (SKT)
yaitu rokok kretek yang dibuat menggunakan tangan (Susanto, 2001), dan sigaret
kretek mesin (SKM) yang berawal ketika pabrik rokok Bentoel menggunakan mesin
karena kekurangan tenaga pelinting (Susanto, 2001).
2)
rokok putih, adalah rokok dengan atau
tanpa filter menggunakan tembakau virginia iris atau tembakau lainnya tanpa
menggunakan cengkeh, digulung dengan kertas sigaret dan boleh menggunakan bahan
tambahan kecuali yang tidak diijinkan berdasarkan ketentuan Pemerintah RI
(Anonymous, 1999).
3)
cerutu, adalah produk dari tembakau
tertentu berbentuk seperti rokok dengan bagian pembalut luarnya berupa lembaran
daun tembakau dan bagaian isisnya campuran serpihan tembakau tanpa penambahan
bahan lainnya. Tembakau tertentu berbentuk seperti rokok dengan bagian pembalut
luarnya berupa lembaran daun tembakau dan bagaian isisnya campuran serpihan
tembakau tanpa penambahan bahan lainnya.
2.
Pengaruh
rokok pada kesehatan gigi dan mulut
Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih
banyak dari pada yang bukan perokok. Rokok menigkatkan risiko penyakit yang
berhubungan dengan gigi dan gusi, yakni menimbulkan gusi berdarah, gusi
bengkak, bau mulut, gigi tanggal hingga kanker oral. Gigi dapat berubah warna
karena efek tembakau. Asam lambung juga turut meningkat seiring dengan
menigkatnya keasaman mulut sehingga para perokok sering terserang penyakit mag
(Denny Ermawati, 2015).
a.
Penyakit jantung
Bahaya yang sering bagi para perokok adalah adanya
penyakit jantung. Insiden serangan penyakit jantung lebih banyak dibandingkan
penyakit kanker paru-paru akibat rokok.
b.
Penyakit paru
Akibat asap rokok yang masuk saluran napas
menimbulkan rangsangan jalan napas, jalan napas dirangsang setiap hari dengan
bahan beracun memicu timbulnya kanker paru-paru.
c.
Emphisema paru
Perokok berat menahun akan mengalami emphisema.
Paru-paru akan kehilangan elastisitasnya, sehingga sulit mengeluarkan kotoran
tandanya adalah sesak napas, baik pagi dan malam hari.
d.
Impotensi
Peredaran bahan nikotin menyebar keseluruh tubuh
termaksud kealat reproduksi laki-laki. Pengaruhnya adalah akan mengganggu
proses pembuatan sel bibit lelaki selain menyebabkan disfungsi ereksi dan
akibatnya menimbulkan peristiwa impotensi (Alamsyah, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni N dan Siti RI, 2011. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Remaja dan Dukungan Orang Tua dengan Kejadian Merokok pada Remaja
Usia 13-15 tahun di SMP Negeri 1 Sampang. Jurnal
ilmu Kebidanan dan Kandungan Vol. 4 (No.2)
Alamsyah,
R.M., 2009, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan hubungannya
dengan status Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan, Tesis, Univ. Sumatra Utara.
Syamsuddin, 2014. Asap Rokok dan Ruangan Ber-Ac. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis . Vol.4 (No.2): Hal 138.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar